CROP CIRCLE

CROP CIRCLE
Lapan: Bukan Jejak UFO,
Murni Buatan Manusia

Heboh munculnya jejak Unidentification Flying Object alias UFO menyusul ditemukannya crop circle atau potongan melingkar, di Dusun Rejosari, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DIY, ditegaskan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) tidak benar.


Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan Sri Kaloka, di lokasi crop circle, di Desa Jogotirto, Selasa (25/1) sore menegaskan, dari hasil penyelidikan Lapan, crop circle bukan merupakan jejak UFO. "Ini murni buatan manusia," ujarnya.

Dijelaskannya, pola crop circle semacam ini banyak ditemukan di sejumlah negara di Eropa. Dan itu, kata dia, murni buatan manusia. Hanya saja, jika di luar negeri dibuat di area tanaman gandum, tebu, atau jagung, sedangkan di sini di area tanaman padi.

Dijelaskannya, salah satu bukti itu buatan manusia adalah, rebahan batang padi yang roboh menunjukkan akibat ditekan. Sehingga, batang padi itu tercabut sampai ke akar-akarnya, bukan pola ditimpa.

Sri Kaloka mengatakan, petunjuk yang paling kuat ialah ditemukannya bekas lobang, tempat menancapkan tongkat atau pipa di tengah lingkaran. Kuat dugaan, tongkat itu digunakan untuk sumbu dalam menggerakkan alat penekan batang padi.

"Di bagian tengah, kami juga menemukan ada jalan dan jejak manusia. Yang ditunjukkan dengan adanya rebahan batang padi yang disisihkan dan ditata kembali. Ini menunjukkan bahwa sebelumnya ada orang masuk ke lingkaran itu," tutur Sri.

Tak Ada Radiasi

Terkait dengan penegasan Lapan itu, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) juga mengutus orangnya ke lokasi corp circle. Dari hasil penelitian sementara tidak ditemukan adanya radiasi di sawah.

Kabid Keselamatan dan Kesehatan Batan Yogyakarta M Yasid, di lokasi, Selasa (25/1) menyebutkan, kesimpulan sementara tidak ada anomali pada tanah persawahan. Dalam artian semuanya normal seperti biasa, dan dari kadar radiasi tanah untuk kesimpulan sementara masih seperti biasa. "Dalam artian tidak ada radiasi," ujarnya.

Dijelaskannya, padi di persawahan itu masih bisa dikonsumsi seperti biasanya. Sementara, terkait dengan fenomena keberadaan UFO, dikatakannya, pihaknya tidak menyimpulkan apapun tentang itu. "Kami tidak menyimpulkan apa pun terkait dengan fenomena itu," kata Yasid.

Sehubungan dengan adanya pengakuan lewat blog, yang menyebutkan crop circle itu hasil perbuatan enam mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM), membuat pihak perguruan tinggi itu berupaya melacaknya.

"Saya sudah dengar soal klaim itu, sekarang sedang dilacak dan diselidiki," kata Kepala Humas UGM Suryo Baskoro, di Yogyakarta, Selasa (25/1). Dikatakannya, kemungkinan dibuat oleh mahasiswa cukup besar. Apalagi, mahasiswa di jurusan MIPA, memiliki minat terhadap desain dan seni pembuatan crop circle. Walau begitu, sebagian besar pengomentar menganggap tulisan itu sampah (hoax) alias tidak bisa dipercaya.

Ahli Fisika Universitas Diponegoro (Undip), Prof Dr Muhammad Nur DEA meyakini, fenomena crop circle yang terjadi itu bukan jejak UFO atau rekayasa manusia. Munculnya crop circle akibat terjadinya fenomena alam. "Saya berpendapat, yang terjadi di Sleman adalah murni fenomena alam, bukan UFO atau rekayasa manusia yang sekarang diributkan," katanya, di Semarang, Selasa (25/1).

Dari teori yang dia pelajari, crop circle terbentuk akibat proses plasma electrodynamic. Dimana ion (yang bermuatan positif) dalam udara tertarik ke bumi (yang bermuatan negatif). Akibat proses electrodynamic tadi, dalam perjalanannya terjadi interaksi yang mengakibatkan timbulnya medan magnet. Medan magnet itulah yang menyebabkan munculnya crop circle yang sempat ditengarai sebagai jejak pesawat UFO.

Tidak hanya di Sleman, corp circle juga ditemukan di Kabupaten Bantul, DIY. crop circle dengan ukuran cukup besar itu ditemukan di areal persawahan di Dusun Wanujoyo Kidul, Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa.

Crop circle ini pertama kali ditemukan warga setempat, Harjono ketika sedang mencari rumput untuk pakan ternak. "Ketika saya sedang mencari rumput, saya melihat ada garis melingkar yang cukup aneh di sawah," katanya. Disebutkannya, diameter garis melingkar yang cukup aneh itu sekitar 25 meter. Di antara garis melingkar tersebut ada padi yang masih berdiri, dan ada yang roboh.

"Garis melingkar itu tampak membentuk pola tertentu. Sebelumnya saya tidak mendengar suara yang aneh atau melihat kilatan cahaya yang mencurigakan," ceritanya. Lokasi itu kini telah diberi garis pembatas polisi. (Budi Seno/Ant/Pudyo Saptono/B Sugiharto)
Baca Selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS